Rabu, 20 April 2016

Prosa Lama


 Prosa lama

Prosa lama adalah sebuah karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama berbentuk lisan karena belum ditemukannya alat tulis menulis. Namun, kini prosa lama juga dapat ditemukan dalam bentuk tulisan. Adapun bentuk-bentuk prosa lama, diantaranya adalah:

1. Hikayat

Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi, dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam hikayat bersifat fiksi dan tidak masuk akal. Contohnya adalah Hikayat Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain.

2. Sejarah (Tambo)

Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang bercerita tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama berbeda dengan sejarah yang ditulis pada masa kini. Kebanyakana sastra lama sejarah disampaikan dengan menambahkan penyedap atau bumbu-bumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik. Sedangkan sejarah yang ditulis pada masa kini sama persis dengan kejadian sebenarnya dan dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh bentuk prosa lama sejarah adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612.

3. Kisah

Kisah adalah prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek. Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman atau petualangan orang-orang dahulu. Salah satu ontoh prosa lama kisah adalah Kisah Raja Abdullah menuju Kota Mekkah.

4. Dongeng

Salah satu bentuk prosa lama yang sangat popular adalah dongeng. Bentuk prosa lama ini bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu. Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda sesuai dengan isinya. Bentuk-bentuk dongeng antara lain:

a. Myth (Mitos)

Mite atau Myth adalah dongeng yang bercerita tentang kepercayan terhadap alam-alam ghaib atau benda-benda magis. Contoh: Ratu Pantai Selatan, Dongeng tentang Batu Menangis, Dongeng asal-usul kuntilanak, dan lain-lain.

b. Legenda

Bentuk dongen ini bercerita tentang riwayat atau asal-usul terjadinya sesuatu. Contohnya adalah Legenda Tangkuban Perahu, Legenda Pulau Jawa, dan lain-lain.

c. Fabel

Fabel bercerita tentang kisah-kisah yang menokohkan binatang. Cerita fable ini biasa digunakan oleh orang-orang tua sebagai media untuk mendidik anak-anak mereka. Contoh: Si Kancil dan Buaya, Si Kancil yang Cerdik, dan lain-lain.

d. Sage

Bentuk dongeng ini menceritakan tentang kisah-kisah kepahlawanan, keberanian, maupun kisah kesaktian seseorang. Contohnya adalah Ciung Winara, Patih Gadjah Mada, Calon Arang, dan lain-lain.

e. Jenaka atau Pandir

Dongeng jenaka atau pandir menceritakan tentang orang-orang bodoh yang bernasib sial. Dongeng ini biasanya bersifat humor dan menghibur pendengarnya dengan kelucuan-kelucuan yang ada di dalam cerita. Contoh: Dongeng Abunawas, Dongeng Si Pandir, dan lain-lain.
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-dan-jenis-jenis-prosa-di-indonesia-lengkap.html

Contoh Prosa Lama:
Legenda Roro Mendut



Sebuah kisah cinta yang muram akan tetap dikenang, bahkan hingga ratusan tahun kemudian. Entah, meski kita tak pernah tahu bahwa kisah tersebut apakah benar-benar nyata, atau sekedar rekaan semata. Di Eropa ada cerita sedih Romeo dan Juliet, sementara di belahan bumi yang lain ada Laila - Majnun juga ada San Pek danEng Tay. Sementara dari tanah Jawa ada tragedi cinta Roro Mendut - Pranacitra.

Tragedi cinta tersebut terjadi di tahun 1600-an, pada masa kerajaan Mataram. Suatu kisah cinta yang tidak happy ending, jika kita memakai sudut pandang pembaca dongeng yang yang biasanya selalu berharap agar cerita diakhiri dengan happily ever after: kemudian mereka berbahagia selama-lamanya.

Untuk mengukuhkan hegemoni kekuasaannya, Raja Mataram saat itu Sultan Agung Hanyokrokusumo mengutus panglima perang dan ahli strategi Tumenggung Wiroguno. Untuk menaklukkan kabupaten kecil di pantai utara Jawa, Pati. Maka peperangan yang tidak seimbang tersebut terlalu mudah ditebak, dan Pati pun takluk.

Dan sebagai bukti atas penaklukan tersebut Tumenggung Wiroguno membawa serta sejumlah rampasan perang, dan termasuk gadis desa yang cantik: Roro Mendut. Maka dibawalah perempuan malang tersebut untuk dijadikan istri yang ke sekian oleh Sang Tumenggung.

Sebagai seorang priyayi, sudah tentu Wiroguno ingin agar terlihat bijaksana, dan meminta agar Roro Mendut secara rela mau diperistri. Tapi Roro Mendut menolak. Barangkali demi cintanya pada seorang pemuda desa: Pronocitro. Barangkali demi harga dirinya, sebab dia juga punya hak unntuk menolak.

Merasa ditolak, Wiroguno mengajukan syarat yang mustahil dipenuhi oleh Roro Mendut. Dia cuma seorang gadis miskin, tentu tidak akan mampu bila harus membayar sekian jumlah uang. Namun Roro Mendut tidak menyerah. Demi mendapat uang untuk kebebasannya dia berjualan rokok di pasar. Dengan memanfaatkan pesona ragawinya, dia segera terkenal di antara para perokok mata keranjang. Roro Mendut menjual rokok yang telah dia hisap sebelumnya, para lelaki tersebut tertarik dengan bekas bibirnya.

Tapi kemudian Wiroguno tahu bahwa Roro Mendut telah menjalin kasih dengan Pronocitro. Tumenggung Wiroguno yang murka lalu membunuh pemuda desa tersebut, yang jelas bukan lawan sepadan baginya. Lalu Roro Mendut juga mati di ujung keris yang sama. Lalu, kelak orang-orang akan mengenang dan mengulang kisah pedih itu dalam bentuk teater atau ketoprak, sebagai kisah kasih yang tak sampai.

Sekian Penjelasan saya tentang Prosa lama beserta contohnya semoga bermanfaat :D

Sumber :

Tinutuan Masakan Daerah Khas Sulawesi Utara



Sore kakak-kakak semua, sore ini saya akan memperkenalkan masakan dari sulawesi utara yaitu bubur manado :D, berhubung lagi gabut gaada kerjaan(padahal udah deadline hahaha) yuk kita simak asal muasal tentang bubur manado ini, cekidot

Masakan daerah Sulawesi utara



                                              Tinutuan (Bubur Manado) Tinutuan
                Tinutuan atau Bubur Manado adalah makanan khas Indonesia dari Manado, Sulawesi Utara. Ada juga yang mengatakan tinutuan adalah makanan khas Minahasa, Sulawesi Utara. Tinutuan merupakan campuran berbagai macam sayuran, tidak mengandung daging, sehingga makanan ini bisa menjadi makanan pergaulan antarkelompok masyarakat di Manado. Tinutuan biasanya disajikan untuk sarapan pagi beserta berbagai pelengkap hidangannya.

                                                            Sejarah
 Tinutuan disajikan bersama ikan asin dan sambal
Kata tinutuan tidak diketahui asalnya. Sejak kapan tinutuan menjadi makanan khas Kota Manado tidak diketahui dengan jelas. Ada yang mengatakan tinutuan mulai ramai diperdagangkan di beberapa tempat di sudut Kota Manado sejak tahun 1970. Ada juga yang mengatakan sejak tahun 1981.
Tinutuan dipakai menjadi moto Kota Manado sejak kepemimpinan Wali Kota Jimmy Rimba Rogi dan Wakil Wali Kota Abdi Wijaya Buchari periode 2005-2010, menggantikan moto Kota Manado sebelumnya yaitu Berhikmat.
Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pariwisata setempat pada tahun 2004 (ada juga yang mengatakan pada pertengahan tahun 2005) menjadikan Kawasan Wakeke, Kecamatan Wenang, Kota Manado, sebagai lokasi wisata makanan khas tinutuan.

                                    Bahan Pelengkap
Pelengkap hidangan tinutuan



Bahan pembuatan tinutuan sederhana. Tinutuan merupakan campuran berbagai macam sayuran yaitu labu kuning yang juga disebut sambiki, beras, singkong, bayam, kangkung, daun gedi, jagung, dan kemangi.
Penyajian

Tinutuan ini biasanya disajikan untuk sarapan pagi. Tinutuan dapat disajikan dengan ikan asin serta berbagai macam pelengkap hidangan seperti yang terlihat pada gambar.
Penyajian di Manado

Tinutuan, di Manado, disajikan dengan perkedel nike, sambal roa (rica roa, dabu-dabu roa), ikan cakalang fufu atau tuna asap, dan perkedel jagung. Tinutuan juga bisa disajikan dicampur dengan mi atau dengan sup kacang merah yang disebut brenebon.
Tinutuan yang disajikan bersama mi disebut midal, dimana akhiran dal tersebut berasal dari kata pedaal yakni nama lain untuk tinutuan khusus di wilayah Minahasa Selatan yang merupakan wilayah subetnis Tountemboan di Minahasa.Tinutuan juga dapat dicampur dengan sup kacang merah yang disebut brenebon.



Bahan-bahan
1.            1 piring nasi putih yg telah dihaluskan
2.            300 gram kabocha/labu kuning matang haluskan
3.            1 genggam daun bayam
4.            1 genggam daun kemangi
5.            1 genggam jagung yg sudah dipipil
6.            2 siung bawang putih cincang halus
7.            3 siung bawang merah cincang halus
8.            1 lembar daun salam
9.            1 sdm margarin untuk menumis
10.          sesuai selera cabe dicincang (optional)
11.          secukupnya merica bubuk
12.          secukupnya Santan
13.          secukupnya air
14.          gula
15.          garam

Langkah – langkah membuat tinutuan
1.            Panaskan mentega. Tumis bawang merah sampai harum.
               Tambahkan bawang putih, merica, dan cabe.
               Tambahkan daun salam. Tumis semua hingga harum.
2.            Masukkan jagung. Tambahkan air. Masak hingga jagung matang.
3.            Tambahkan nasi putih, aduk hingga bercampur.
               Tambahkan labu yang telah dihaluskan. Aduk.
4.            Tambahkan santan. Aduk perlahan, jangan sampai santan pecah.
5.            Tambahkan daun bayam dan kemangi.
6.            Tambahkan gula dan garam secukupnya. Aduk hingga bubur matang. Sajikan panas.


 Sekian kak pembahasan saya tentang tinutuan bubur asal sulawesi utara ini, semoga bermanfaat sekian :D


Mind Mapping ilmu budaya dalam kesusastraan

Malamm guys :D, saya akan memberikan mind mapping tentang ilmu budaya dasar dalam kesusastraan, yuk cekidot
Gak keliatan yak? untuk lebih jelasnya bisa di klik link ini mas Gambar Lebih Jelas, sekian dari saya terimakasih telah melihat semoga bermanfaat :D