Rabu, 16 Maret 2016

Kota Yang Hilang Secara Mistrius



Tahukah anda? Ada banyak kota yang menghilang secara misterius di dunia ini? Mau tau beberapa? Yuk simak cerita singkat dibawah ini
POMPPEI


Perjalanan panjang peradaban dunia memuat jutaan kisah tentang pelajaran hidup. Ada kisah yang penuh suka, ada pula yang berbalut duka. Satu kisah miris tentang sebuah Kota yang seketika hancur dalam satu malam karena amukan bencana ternyata bukan menjadi cerita dongeng semata.
Kisah yang melegenda itu berasal dari negeri Italia. Hilang dan terkuburnya Kota Pompeii adalah cerita yang patut direnungkan. Bukti sejarah terkuburnya Pompeii nyata adalah bukti kota yang seketika diazab oleh Sang pemilik kehidupan, kota yang hancur dan tenggelam hanya dalam hitungan malam.



Kala itu, matahari yang makin meninggi bukan menjadi awalan hari bagi ribuan penduduk Kota Pompeii. Kota yang megah di kaki Gunung Api Vesuvius itu belum sepenuhnya terbangun, mereka masih terlelap seelah menghabiskan malam dengan pesta pora, perayaan, dan ingar bingar tanpa henti.

 Pada masanya, layaknya Kota Las Vegas di masa kini. Kehidupan gemerlap malam, kegilaan duniawi, arak, alkohol, seks, dan semua jenis candu luluh dalam deru nafas dan aliran darah penduduk Kota Vesuvius. Setiap malamnya mereka berpesta, kekayaan dan kemegahan Kota Pompeii melelapkan mereka dari segala kewajiban pekerjaan dan mencari nafkah.


Namun, di siang itu, kalender Masehi mencatatkan tanggal 24 Agustus tahun 79 Masehi. Sejarah Kota Pompeii yang melegenda karena gemerlap malamnya nampak masih tertidur dalam kelelahan usai pesta. Dalam sekejap, bumi bergetar hebat, guncangan menghentak semua penduduk dan membangunkan mereka yang masih termabuk oleh kerasnya alkohol. Semua yang diam seketika berguncang.

Tak sampai semenit, guncangan berubah menjadi gemuruh dahsyat dari puncak Gunung Vesuvius. Gunung api itu ternyata sedang terbangun. Dapur magmanya yang besar sedang mendidih, bersiap memuntahkan isinya melalui celah sempit kawahnya. Sementara itu, di Kota Pompeii seluruh bangunan yang rapuh, berikut patung-patung besar berpose mesum, rumah bordil semi permanen, arena gladiator yang dipakai berjudi, serta gedung teater rubuh seketika.



Kota maksiat itu pun terkubur total. Sejarah mencatat ada 20.000 jiwa warga yang terjebak dalam bencana dahsyat Vesuvius. Lahar panas yang mengalir deras menghanguskan seluruh Kota Pompeii hanya dalam satu hari. Mengenggelamkan kota itu hingga sedalam tiga meter. Sejak bencana itu, Kota Pompeii pun hilang dalam peradaban Kekaisaran Romawi. Pompeii pun dilupakan sejarah, hingga akhirnya ditemukan pada tahun 1748.


LEGETANG 


Dukuh Legetang terletak di desa Pekasiran, kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara, masih berada di wilayah pegunungan Dieng – Petarangan. Secara astronomis terletak pada 7.19416667S, 109.8652778E. Legetang merupakan tragedi terbesar yang melanda daerah Dieng melebihi peristiwa gas beracun kawah Sinila yang lebih tersohor daripada peristiwa Legetang. Inti ceritanya adalah mengenai dukuh yang diazab dengan longsoran dari gunung dengan suatu keanehan di mana keadaan longsoran yang tidak masuk akal.


Jarak dari kompleks wisata Dieng (Arjuna, Sikidang, Warna) menuju tugu Legetang tidak begitu jauh, cuma beberapa kilo. Jalannya pun masih sejalur dengan jalur menuju Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, dan Sumur Jalatunda. Kalau pernah ke Dieng tapi gak sampai tiga tempat tersebut begini petunjuknya, dari Dieng (gampangnya gapura perbatasan Wonosobo - Banjarnegara) menuju ke arah Banjarnegara, Batur, Wanayasa, dll. Sedikit kilo kemudian bakalan nemu pertigaan berbentuk Y, ambil jalur yang menurun, yang kanan, kalau kiri bisa juga tapi mutar jauh (ke kiri jalur ke telaga Merdada), nanti bakalan lewatin telaga Sewiwi, pertigaan arah Kawah Sileri, lalu perkampungan desa Kepakisan.


Setelah dari perkampungan, nanti di sebelah kanan bakal terlihat sungai, nah kalau sungai dah mulai terlihat coba lihat agak ke kanan atas ke arah gundukan bukit (bukan bukit yang jauh tapi yang dekat, dan jangan keterusan, lihat jalan juga :p), kalau cerah tugunya bakal kelihatan. Habis itu bakal lewatin jembatan sungai yang tadi, habis jembatan perhatikan ada jalan yang menuju ke atas di sebelah kanan, ambil jalan itu naik terus sampai lihat tugunya di sebelah kanan, tinggal parkir dan sedikit jalan. Oh iya sebenarnya jalan makadamnya cukup buat mobil (1 buah, kalau ketemuan berabe), tapi pas saya ke sana ada palang di jalur masuknya yang digembok, ya mungkin buat mobil cuma sampai bawah. Buat kendaraan umum gak ada ya yang lewat daerah situ, soalnya lewat jalur satunya
 
Tugu Legetang berlatar gunung Pengamunamun


Disana ada sebuah tugu yang bertuliskan: Tugu peringatan atas tewasnya 332 orang penduduk dukuh Legetang serta 19 orang tamu dari lain-lain desa sebagai akibat longsornja gunung Pengamun-Amun pada tg.16/17-4-1955”

Sebenarnya ada yang berbeda antara tulisan di tugu ini dengan monumen yang ada di pertigaan ke kawah Sileri, pada monumen tersebut jumlah korban meninggal 450 orang, beda sekitar 100 orang dengan yang ada di tugu, yang benar entahlah. Katanya sih warga dukuh yang selamat cuma 1 orang karena lagi gak di rumah, dan sekarang dah meninggal.

Walaupun di bawahnya tekubur satu dusun dengan segala isinya termasuk penduduknya, namun saat ini bagian atas sudah berubah jadi ladang.



Puncak Pengamunamun yang ikut longsor (katanya)


Sedikit Investigasi

Mungkin ada yang berpikir kalau cerita tersebut gak benar-benar terjadi atau mungkin dilebih-lebihkan dengan bumbu-bumbu yang bikin ngeri, kalau begitu baca sedikit uraian investigasi saya :p. Sebagai info, saya cuma mbandingin dengan peta tahun 1922 dan 1943 dengan keadaan saat ini dan peta dari BNPB yang berdasar dari peta RBI.


 
Peta 1922  


Pertama, dukuh Legetang benar-benar ada di tempat di sekitar tugu tersebut. Di peta baik tahun 1922 dan 1943 terdapat daerah Legetang di lokasi yang ada di dekat tugu tersebut (agak ke utara).



Kedua, terdapat sungai antara gunung Pengamunamun dengan dukuh Legetang sebelum terjadi longsoran yang terlihat pada peta. Perlu diingat, dalam keanehan yang ada adalah sungai tersebut tidak terkena dampak longsoran (logikanya sungai juga terkena longsoran kan) dan pas saya lihat saat ini memang ada sungai kok di sana, tapi emang gak besar, kalau gak percaya lihat aja di google earth . Saya bandingin dengan peta dari BNPB bentuk aliran sungai juga mirip.




Peta BNPB
Ketiga, tinggi gunung Pengamunamun pada peta 1922 dan 1943 adalah 2173 mdpl, sedangkan peta BNPB adalah 2175.71 mdpl. Jika melihat hasil ini dengan mempertimbangkan kesalahan pengukuran dan perbedaan peralatan karena zaman, maka dapat disimpulkan bahwa tinggi gunung Pengamunamun tidak terdapat banyak perubahan. Disebutkan bahwa di dekat tugu terdapat puncak gunung Pengamunamun yang ikut terbawa longsoran tetapi jika dilihat dari perbandingan tersebut, gundukan tersebut bukanlah puncak (tertinggi) gunung. Hal ini dapat membuat dua hipotesis baru, yang longsor bukan gunung Pengamunamun atau longsoran cuma dibagian lereng hingga tempat yang terlihat seperti puncak dari bawah walau bukan puncak tertinggi.



Keempat, bentuk kontur. Sayangnya saya sulit buat membandingin kontur peta lama dengan peta BNPB . Yang terlihat beda paling bentuk lekukan konturnya, peta dulu cukup detil meliuk-liuk khas gunung sedangkan peta BNPB tidak terlalu meliuk-liuk -___-;), cuma pas lihat dari google earth terdapat semacam cerukan di gunung pengamunamun yang tidak melambangkan kontur dari peta. Tapi mengingat daerah Dieng merupakan daerah dengan tingkat erosi tinggi jadinya entah itu cerukan kapan terjadi.

Foto Udara Google Earth

Investigasi selesai dengan kesimpulan terserah pada diri masing-masing :p. Yang pasti Legetang telah menghilang dari peta. Intinya jangan terlalu mempercayai apa yang saya utarakan karena saya juga belum lahir di zaman itu :p. Oh iya di dekat Legetang terdapat gua Djimat yang terkenal mematikan, tapi sebelah mana saya kurang tau, dan sering juga disebut lembah kematian yang sampai bisa mengawetkan mayat selama 2 tahun. Dan investigasi berakhir menggantung.....

Dusun yang Hilang
Selain Legetang, di sekitar Dieng ternyata banyak dusun yang saat ini sudah tidak ada entah apa yang terjadi padanya. Beberapa dusun yang dulu pernah ada antara lain Kapucukan, Timbang, Kepakisan Lor, Sidolok, Gajahmungkur, dan Pagerkandang. Telaga-telaga di Dieng pun beberapa sudah menghilang, mungkin mengering dan akhirnya jadi ladang penduduk tanpa kembali lagi seperti telaga lumut dan terus. Dia yang hilang dia yang terlupakan.....


Dan Yang Terakhir

SODOM

Kota Sodom dan Gomorrah adalah dua kota yang dikaitkan dengan kisah Nabi Luth dan kaumnya.
Paling tidak, dalam pandangan Islam, Kristen, Yahudi, diyakini bahwa dua kota ini memang pernah ada, dan kemudian dihancurkan Tuhan akibat begitu besarnya kemaksiatan yang dilakukan oleh penduduknya.
Kota inilah yang daripadanya lahir istilah sodomy, and sodomite. Bahkan, dalam bahasa Ibrani, Sodom itu sendiri berarti terbakar, dan Gomorrah berarti terkubur.
Sekitar 4000 tahun yang lalu, Sodom dan Gomora menyandang reputasi sebagai kaum yang melegalkan berbagai penyimpangan seksual.

Walau Kitab suci tak pernah menyebutkan apa perbuatan mereka secara mendetil sehingga bisa bernasib seperti itu. Walaupun demikian, Kitab suci sangat jelas memberikan penggambaran mengenai hukuman yang mereka terima dari Sang Pencipta.
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS Huud ayat 82)

Jika cerita mengenai Sodom dan Gomora memang terjadi seperti apa yang dikisahkan di dalam Al-Quran maupun Injil, maka sangat mungkin terjadi di suatu lahan kosong terpencil di sebelah lautan tanpa kehidupan. Tapi, dimanakah tempat itu?

Seperti yang kita ketahui, banyak tempat yang dikisahkan didalam kitab suci sulit untuk ditentukan dimana lokasi yang sebenarnya. Contohnya didalam Kitab Taurat yang membahas tentang lima kota lembah. Sampai saat ini kita hanya bisa berspekulasi bahwa kelima kota tersebut berada disekitar laut mati.

Cerita mengenai Sodom dan Gomora ini terjadi di zaman Ibrahim a.s, berabad-abad sebelum Musa a.s keluar dari tanah Mesir.
Tak ada yang menemukan petunjuk kota seperti itu pernah ada, sebab tak pernah ada orang yang sungguh-sungguh mencari-nya. Hingga pada tahun 1924, Ahli purbakala bernama William Albright berangkat menuju ke Laut Mati untuk melakukan penelitian disana.
Beberapa orang yang bersamanya jelas mencari keberadaan sisa-sisa Sodom dan Gomora. Mereka mengitari pantai tenggara dari laut mati hingga mereka ahirnya tiba di sutus purbakala Bab-edh-dhra.
Bab-edh-dhra (dibaca : Babhedra), merupakan situs jaman perunggu, namun tak ada petunjuk jika situs itu meupakan suatu kota. Tampaknya daerah itu merupakan suatu daerah pemakaman. Namun Albright tak memiliki sumber daya untuk menggalinya.

Jadi hampir 50 tahun berlalu sebelum ada yang kembali ke situs tersebut untuk melakukan penggalian. Ahli Purbakala Paul Lapp memimpin penggalian di tahun 1967, dan Thomas Schaub termasuk salah satu penggalinya.
Bab-edh-dhra merupakan makam terbesar khas jaman perunggu yang mereka gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter.

Misterinya, sekitar tahun 2350 SM, penguburan itu mendadak berhenti tak ada yang tahu mengapa. Ada sejumlah sebab mengapa suatu situs tak ditempati lagi, beberapa bisa disimpulkan, beberapa lagi tidak. Penyebab pada umumnya mungkin persediaan air mengering, lingkungan berubah, iklim berubah atau orang-orangnya dibasmi total. 

Sodom dan Gomora dari segi Sanis

Dilansir berbagai sumber, penelitian-penelitian arkeologi dan geologi yang telah dilakukan sejak tahun 1920-an di wilayah Laut Mati menemukan bahwa bekas-bekas kota Sodom dan Gomora paling mungkin terletak di tepi tenggara Laut Mati, yaitu dua kota yang di dalam arkeologi dikenal sebagai Bab edh-Dhra (Sodom) dan Numeira (Gomora).
Di kedua kota itu ditemukan banyak artefak dan rangka manusia yang menunjukkan bekas kejadian bencana pada sekitar tahun 2000 SM. Laut Mati merupakan pull-apart basin yang dibentuk oleh tarikan transtensional dua sesar mendatar mengiri (sinistral-transtensional duplex) Sesar Yudea dan Sesar Moab.

Sodom dan Gomora terletak di atas Sesar Moab. Laut Mati dicirikan oleh endapan elisional, kegempaan yang tinggi, fenomena diapir, gunung garam dan gunung lumpur, serta akumulasi hidrokarbon (aspal dan bitumen) dengan kadar belerang tinggi.
Pembinasaan Sodom dan Gomora diinterpretasikan terjadi melalui bencana geologi dengan urutan :

  1.   Pergerakan Sesar Moab
  2. Gempa dengan magnitude 7,0+ yang menghancurkan kota-kota dan sekitarnya serta likuifaksi yang menenggelamkan sebagian wilayah kota-kota,
  3. Erupsi gunung garam dan gunung lumpur yang meletuskan halit, anhidrit, batu-batuan, lumpur, aspal, bitumen, dan belerang,
  4. Kebakaran kota-kota dan sekitarnya karena material hidrokarbon yang diletuskan terbakar sehingga menjadi hujan api dan belerang.
Bencana katastrofik ini telah meratakan Sodom dan Gomora dan menewaskan seluruh penduduknya kecuali Luth dan dua putrinya.

Api dari langit yang menghujani Sodom dan Gomora bukan fenomena astroblem (seperti meteor), melainkan fenomena katastrofi (malapetaka) geologi berupa aspal dan bitumen yang terbakar serta belerang yang berasal dari letusan gunung garam dan gunung lumpur

Sebenarnya masih banyak kota yang hilang secara misterius di dunia ini, tetapi keterbatasan waktu memisahkan TS dan blognya asiik :3 hehe sekian dan terimakasih semoga bermanfaat.




Berbagai Hal Tentang Jawa Tengah

Soreeee !! kali ini kita akan membahas dan mengupas sedikit hal tentang jawa tengah!! :D
Penasaran? Yuk di gaass
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia secara astronimis terletak pada 6⁰ LS – 8⁰ LS dan 108⁰ BT – 111⁰ BT yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Sejak tahun 2008, provinsi Jawa Tengah memiliki hubungan kembar dengan provinsi Fujian di China.

Relief
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30–50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Pegunungan Serayu Selatan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tengah Selatan yang terletak di bagian selatan provinsi Jawa Tengah. Mandala ini merupakan geoantiklin yang membentang dari barat ke timur sepanjang 100 kilometer dan terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh lembah Jatilawang yaitu bagian barat dan timur. Bagian barat dibentuk oleh Gunung Kabanaran (360 m) dan bisa dideskripsikan mempunyai elevasi yang sama dengan Zona Depresi Bandung di Jawa Barat ataupun sebagai elemen struktural baru di Jawa Tengah. Bagian ini dipisahkan dari Zona Bogor oleh Depresi Majenang.
Bagian timur dibangun oleh antiklin Ajibarang (narrow anticline) yang dipotong oleh aliran Sungai Serayu. Pada timur Banyumas, antiklin tersebut berkembang menjadi antiklinorium dengan lebar mencapai 30 km pada daerah Lukulo (selatan Banjarnegara-Midangan 1043 m) atau sering disebut tinggian Kebumen (Kebumen High). Pada bagian paling ujung timur Mandala Pegunungan Serayu Selatan dibentuk oleh kubah Pegunungan Kulonprogo (1022 m), yang terletak di antara Purworejo dan Sungai Progo.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10–25 km. Selain itu terdapat Kawasan Karst Gombong Selatan. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.
Hidrologi
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa di antaranya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di antaranya adalah Kali Serayu, Sungai Bogowonto, Sungai Luk Ulo dan Kali Progo. Di antara waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), Waduk Wadaslintang (perbatasan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Wonosobo), Waduk Gembong ( Kabupaten pati ), Waduk Gunung Rowo ( Kabupaten Pati ), Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen)dan Waduk Mrica (Kabupaten Banjarnegara).
Gunung berapi
Terdapat 5 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).
Keadaan tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.
Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.

Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 39.298.765 jiwa terdiri atas 19.281.140 laki-laki dan 19.989.547 perempuan. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (2,342 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (2,227 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,953 juta jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), daerah Salatiga Raya ( termasuk wilayah Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran dan Suruh), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).
Kebudayaan
Seni Tradisional Jawa adalah karya seni yang diciptakan dan berasal dari Pulau Jawa, Indonesia. Beberapa contoh dari seni tradisional jawa antara lain tari gambyong. Kesenian tradisional dari Jawa ada berbagai macam, tetapi secara umum dalam satu akar budaya kesenian Jawa ada 3 kelompok besar yaitu Banyumasan (Ebeg), Jawa Tengah dan Jawa Timur (Ludruk dan Reog).

Tari

  • Tari Angguk dari Yogyakarta
  • Tari Bambangan Cakil dari Jawa Tengah
  • Tari Ebeg dari Banyumas
  • Tari Emprak dari Jawa Tengah
  • Tari Gandrung dari Banyuwangi
  • Tari Golek Menak dari Yogyakarta
  • Tari Kridhajati dari Jepara
  • Tari Kuda Lumping dari Jawa Tengah
  • Tari Reog dari Jawa Timur
  • Tari Remo dari Jawa Timur
  • Tari Sintren dari Jawa Tengah

Musik

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Langgam Jawa
Langgam Jawa merupakan bentuk adaptasi musik keroncong ke dalam musik tradisional Jawa, khususnya gamelan. Tokoh-tokoh musik ini di antaranya Andjar Any, Gesang, Ki Narto Sabdo dan Waljinah.

Silat


Lambang Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri
  • Ada perguruan silat bernama Kali Majapahit yang berasal dari Filipina dengan anggotanya dari Asia dan Amerika. Silat Kali Majapahit ini mengklaim berakar dari Kerajaan Majapahit kuno yang disebut menguasai Filipina, Singapura, Malaysia dan Thailand. Silat Jawa lainnya adalah Perisai Diri yang didirikan oleh almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton Paku Alam. Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan aliran Shaolin (Siauw Liem) dari negeri Tiongkok. SilatPersaudaraan Setia hati terataiyang di dirikan oleh Ki Hajar Harjo Utomo dan berawal dibentuk oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo persaudaraan yang anggota keluarganya disebut “Sedulur Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya dahulu disebut “Djojo Gendilo”, Merpati Putih dan silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga diciptakan oleh orang Jawa. Keempat seni silat ini sudah tersebar ke Amerika dan Eropa.
Menurut kebiasaan orang Jawa (terutama Jawa Tengah), ketika orang memiliki sesuatu baik rumah, mobil maupun kendaraan hendaknya diadakan selamatan terlebih dahulu (istilahnya: DIBANCAKI). Apabila hal ini tidak dilaksanakan, biasanya sang empunya rumah, mobil atau kendaraan akan mendapatkan suatu cobaan (halangan).
http://www.sabdaspace.org/kebiasaan_orang_jawa
http://www.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah

Sekian ulasan saya tentang jawa tengah, semoga bermanfaat :D terimakasih